Senin, 05 November 2012

Kerajaan KANJURUHAN


KERAJAAN KANJURUHAN



Kanjuruhan adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur berdiri pada abad ke VI M pusat berada di kota Malang. Bukti peninggalan dari kerajaan ini adalah prasasti Dinaya yang sekarang ada di Museum Jakarta. Dalam prasasti ini diceritakan masa keemasaan kerajaan Kanjuruhan, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang sakti dan bijaksana dengan nama Dewa Shimha. Setelah raja meninggal diganti oleh puteranya yang bernama Sang Liswa dan bergelar Gaja Yana yang menghuni istana besar bernama Kanjuruhan. Sang Liswa memiliki puteri Uti Yana, Gaja Yana dicintai oleh kaum Brahmana dan rakyatnya karena membawa ketentraman diseluruh negeri. Raja dan rakyatnya menyembah kepada Sang Agasta, dan memperintahkan untuk membuat batu Sang Agasta dengan elok.

 Peninggalan lainnya adalah candi Badut dan candi Songgoriti di kecamatan Lowok waru kota Malang. Ada prasasti Sangguruan atau Batu Minto dari abad ke X , yang adalah reruntuhan candi di desa Candat Malang, ini menjadi bukti yang kuat karena menjelaskan peralihan dari kerajaan Mataram ke Jawa Timur. Isi pokoknya adalah peresmiaan desa Sangguran menjadi Shima ( tanah yang dicagarkan ). Yang menarik Shima tersebut ditunjukkan khusus bagi para Gusali yaitu para pandai besi, perunggu, tembaga dan emas. 


Ahli Epikgrafi, Boechari menafsirkan dan berpendapat dikerajaan itu teradpat sekelompok pandai besi atau pemuka yang pandai yang berjasa kepada raja. Salah satu pemuka pandai adalah Empu Gandring yang bersama keturunannya menadapat hak istimewa dari Sri Rajasa atau Ken Arok.
Keturunan raja – raja berkuasa sebagai penguasa daerah dengan gelar Rakyan Kanuruhan oleh karena gelar Kanuruhan ditemukan dalam tulisan – tulisan singkat dalam candi Loro Jonggrang diperkirakan sebagai penguasa daerah ia menyumbangkan candi Perwara kepada kerajaan itu. Namun sayangnya, hubungan antara prasasti Sangguran dengan candi Loro Jonggrang belum diteliti.